Langsung ke konten utama

MEMBENCI


Hai, gue Desy yang akan bercerita tentang apa saja yang dirasa, didengar, dialami dan diketahui. Semua masalah dan pelik, pahit,manis dan bahagia kehidupan ada di sini. Di RUANG CURHAT.

 

Membenci adalah hal paling mudah dilakukan oleh hampir banyak orang. Entah kenapa hati begitu gampang tidak suka.

 

Pernah ga kalian mendengar alasan seseorang tidak menyukai orang lain hanya karena, “Ya ga suka aja.”

 

Membenci adalah hal yang melelahkan, terlebih saat membenci dengan tambahan amarah. Karena membenci yang biasa kita tujukan pada orang lain akan membuat hati terasa panas dengan bara amarah yang menyala. Membenci itu adalah aktivitas mengganggu, sebab kita sering sukar tidur nyenyak karena dongkol hati. Sementara yang di benci malah hidup normal dan baik-baik saja.

 

Karena membenci seseorang kita juga bisa lelah menangis kecewa. Meski mulut berkata, “Aku ga benci, cuma kecewa.” Tapi tiap ketemu ada rasa memuncah di hati yang ingin segera diluapkan, entah dengan makian, perlakuan ketus, atau ya malas aja liat orang yang dibenci.

 

Pernah ada sebuah kisah yang terjadi pada pasangan yang menikah lebih dari lima tahun lamanya. Di tahun kelima pernikahan pertengkaran selalu terjadi, yang jadi soal selalu tentang uang dan merembet kebanyak hal. Saat saling melempar makian mereka tidak peduli dunia. Saling bersitegang meski di depan sang anak yang usianya masih tujuh tahun, saling bersahutan dengan suara sama lantang, hingga terdengar tetangga sekitar.

 

Dari sekian kali berkonflik mereka akhirnya memilih berpisah dengan bara api amarah yang masih menyala-nyala. Semua aset  yang tersisa di bagi saat berpisah, kecuali anak semata wayang, yang akhirnya jadi rebutan. Saat berpisahpun masih harus membenci sebab memperebutkan yang tak seharusnya jadi rebutan. Hingga akhirnya hak asuh di menangkan mantan istri. Mantan suami yang merasa kalah begitu kecewa dan teramat marah, kebencian kemudian membuat sang suami berkata pada buah hati mereka, jika dia suatu saat akan di buang, sebab ibunya akan menikah lagi. Kebencian yang akhirnya menjadi racun bagi sang anak.

 

Pun setelah itu kebencian masih berlanjut. Kali ini yang jadi soal adlah soal nafkah anak, uang sekolah dan lain-lain dengan alasan untuk anak. Bertahun-tahun lamanya selalu saja begitu. Hingga akhirnya masing-msing dari mereka memilih memutus hubungan. Kedua mantan pasangan ini pun menemukan jodoh masing-masing, bahagia. Namun, terlampau larut dalam cinta dan rumah tangga bahagia masing-masing, hingga sang anak merasa tersisih, yang awalnya jadi prioritas mendadak jadi yang kesekian. Anak menjadi tersiksa, oleh kebencian kedua orang tuanya dan hidup baru dengan lebel “bahagia”. Anak itupun bertanya-tanya, “Bukankah memilih berpisah karena ingin bahagia dengan hidup masing-masing, tapi kenapa aku sebagai anak yang paling banyak mata luka?”

 

Memang kadang, saat kita kecewa dan membenci diri ini teramat lelah, serasa ingin pergi berlari jauh menemukan kebahagiaan sesuai ekspektasi, tanpa sadar melukai orang-orang sekitar yang sebenarnya tidak pernah mau kebencian itu ada, dan tidak pernah tau kenapa kembencian itu tumbuh begitu mengakar hingga memecah belah dan meretakkan dindin rumah tangga yang sudah di bangun begitu lama.

 

Kisah dari sebuah kebencian lainnya datang dari sebuah pertemanan yang pecah akibat sebuah kata-kata. Kalian tau kan,jika sebuah kata-kata dari mulut ini bisa membuat sebuah kebohongan, kesalahpahaman atau fitnah yang keji. Inilah kenapa lidah yang tak bertulang bisa menjadi lebih tajam dari pisau belati.

 

Pertemanan yang di bangun bertahun-tahun juga sebuah hubungan yang bukan main-main. Dalam pertemanan ada banyak tawa dan air mata di dalamnya. Seperti pertemanan dalam cerita kali ini. Dua orang sahabat yang sudah terasa saling kenal luar dan dalam, terjalin puluhan tahun, yang di awali degan sebuah pertemuan konyol tak di sengaja. Mereka selalu berbagi apa saja, termasuk rahasia aib masing-masing. Hingga suatu hari datang seorang yang juga di anggap teman, yah teman baru lah. Kemudian menyampaikan kepada salah satu dari mereka, jika teman lainnya suka membongkar aibnya dan menjelek-jelekan di belakang.

 

Saat kalimat fitnah itu tersampaikan dengan begitu meyakinkan, kebencian pun muncul di hati ia yang diberi bisikan itu. benci yang memuncah sebab tidak pernah menyangka aibnya di bongkar oleh sang sahabat karib membuat mata dan telinganya seolah tertutup menolak untuk tau kebenaran sebenarnya.

 

Sedangkan teman yang di fitnah terlanjur kecewa pula hatinya. Bisa-bisanya ia tidak percaya jika itu sebuah kebohongan, ia yang patah hatinya kemudian memilih diam tanpa kembali menjelaskan duduk perkaranya.

 

Dua sahabat inipun salaing menjauh, memalingkan diri kejalan yang berbeda. Tak lagi sejalan. Hati mereka sama-sama patah dan sakitnya pun tak kalah dari menanam benci dan kecewa pada pasangan.

 

Pilu dari perpisahan dengan sahabat karib sama perihnya dengan kehilangan pujaan hati. Dan semua karena sebuah kebencian.

 

Cerita berikutnya datang dari sebuah pembahasan yang tidak disengaja dari sebuah Whatsapp grup pertemanan. Entah apa awalnya hingga pembahasan tentang pengkhianatan atau perselingkuhan jadi tema. Kisah tentang betapa kecewa dan bencinya saat kita diselingkuhi oleh orang tersayang. Keperihan hati yang bagai tertusuk sembilu menimbulkan bekas luka bernama benci dan balas dendam, kebanyakannya sih begini. Siapa sih yang suka dikhianati, sudah pasti ga ada. Lo juga pasti ga mau kan?

 

Bagi beberapa pelaku selingkuh, alawnya ga pernah punya rencana bermain api dalam hubungannya. Perselingkuhanpun terjadi dengan macam-macam alasan, mungkin kita bahas lain waktu dengan beberapa cerita gue dan cerita yang gue pernah tau.

 

Perasaan saat dikhiananti memunculkan rasa sakit dan sedih mendalam, ada pula rasa gagal dengan banyak pertanyaan tentang kekurangan diri, mendadak begitu marah dan bisa juga mendadak insecure dengan diri.

 

Perselingkuhan salah satu masalah penumbuh kebencian yang sulit selesai dengan mudah. Kadang malah berakhir tanpa ada pintu maaf sedikitpun.

 

Banyak yang memilih untuk membalas perbuatan selingkuh dengan hal yang sama. Memilih tetap menjalin hubungan dengan pasangan berselingkuh, kemudian diri yang diselingkuhi malah melakukan dosa yang sama, demi kepuasan dan harapan dia bisa merasakan kesakitan yang kita rasakan atau bisa juga demi pembuktian kalau, “gue juga bisa melakukan apa yang lo lakukan.”

 

Menurut gue pribadi sih ga perlu begini. Saat kita dikhianati dengan perselingkuhan, sebaiknya ga perlu buang tenaga membalas dengan selingkuh juga. Jika memang merasa tidak perlu bertahan, lebih baik tinggalkan, artinya ya cukup tau aja, kalau dia bukan yang terbaik. Namun jika memilih bertahan, ayo perbaiki apa yang jadi pemicu dan bagaimana agar ada perubahan, pahami alasan dari kenapa itu terjadi. Meski dari beberapa kasus yang gue tau lebih banyak yang memilih, sudah.

 

Jangan melakukan hal sama hina dengan mereka yang kita benci.

 

Gue pernah dengar kalimat ini, perbaiki diri sebaik-baiknya dan belajar berbuat baik buat siapapun tanpa terkecuali. Namun saat ada yang berkhianat atau berlaku jahat pada kita biarlah itu menjadi urusan dia sama Tuhan, biarkan dia dengan dosanya, kita jangan ikut nyebur kelubang dosa hanya demi kata balas dendam yang datang dari amarah.

 

Kalau gue bilang kebencian itu begitu menyeramkan, sebab ia bergentayagan mengganggu kehidupan. Mengganggu pikiran yang kemudian menghambat banyak kerjaan, mengganggu keseharian, seperti saat bertemu orang yang di benci mendadak mood kita jadi buruk, jalan kita ketujuan kadang terpaksa harus putar arah demi tidak bertatap muka dengan ia yang di benci.

 

 

Bagaimana dengan kalian? Apakah saat membenci juga begini?

Apakah orang yang kalian benci tau jika ia dibenci?

 

Dan, untuk kalian yang saat ini membenci gue, sehingga apapun yang gue lakukan, yang gue buat dan gue katakan akan selalu salah. Gue ingin meminta maaf karena membuat hati kalian dipenuhi amarah saat mendengar atau melihat segala hal tentang gue. Jika bisa memilih, gue ga pernah mau kalian benci. Semoga setelah sekian lama membenci dan berada pada arah mata angin berbeda, akan ada kesempatan yang entah itu kapan, gue dan lo bisa saling tertawa bareng dan punya tujuan dengan langkah kaki berdampingan tanpa kebencian dan kekecewaan lagi. Sekali lagi gue minta maaf untuk apapun itu.

 

Kadang gue yang bodoh ini gagal mengakui kesalahan dan lemah dalam sadar akan kelalaian perbuatan dan kata-kata yang gue pilih.

Dan buat lo semua, Jika dalam diri lo sedang ada kebencian, semoga itu tidak terlampau lama dan melumbung tinggi.

Terimakasih udah baca RUANG CURHAT. Gue berharap kita bisa saling berbagi kisah  suatu hari nanti. Semoga lo mau berbagi keluh, kesah, susah senang tangis dan bahagia lo ke gue, lo bisa kirim cerita lo ke email faurinamenulis@gmail.com

Sampai jumpa di kisah berikutnya.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAMAHKU ANAK SOSMED (Fiksi)

"Kanaya, belikan Mamah paket data dong!!" Terdengar teriakan mamah dari luar kamar dengan suara agak mono, yg kalau dari dekat bisa memekikan tekinga. "Iya mah,bentar!!!" Aku menyahut tidak kalah cempreng dengan tingkat mono sumbang. Mamah baru kenal sosial media beberapa tahun terakhir dan lagi gila-gilanya. Selalu pajang kegiatan terkininya dengan gaya super eksis. Mamah berusia 43 tahun namun dengan perawakan mungil dan masih awet muda, banyak teman-temannya bilang kalau mamah seperti 10 atau 15 tahun terlihat lebih muda. Sosok ibu tunggal pekerja keras, beliau cukup ulet setelah Papah meninggal karena serangan jantung. Beliau pegawai salah satu perusahaan swasta. Kehidupan kami cukup sederhana namun kebutuhan tidak kekurangan, ya cukuplah. Namun semenjak kecanduan Mamah dengan sosmed membuat hidup sepertinya lebih irit. Uang jajanku berkurang, makan di rumah dengan lauk alakadar, keperluan sekolah tidak lagi utama. Mungkin dananya pindah untuk baju gamis yan

TV Indonesia Sejagat Raya

Saya emak rumah tangga yg full time ngurusin anak sama suami sambil curi-curi waktu buat ngurusin olshop kecil-kecilan (sekalian promo di FB: desy faurina dan follow Instagram @desyfaurina yaach kali aja emak mau jajan). Yaah umumnya emak-emak rumah tangga hiburan yang paling sering dinikmati ya TV, walau ga dari pagi ketemu pagi nonton TV aja tapi karena tiap hari ketemu ama tuh TV membuat saya sedikit banyak nyaris tau jadwal acaranya. Hehe bukan kurang kerjaan juga tp emang pengangguran mau gimana??? Dari sekian tahun pernikahan (biarpun masih seumur kecambah) saya kok ngerasa tontonan TV lokal se-Indonesia Raya nyaris ga ada peningkatan mutu, apalagi beberapa tahun terakhir.  Miris dan meringis berhubung saya punya anak usia 3 tahun yang udah ngerti banget sama TV, saya cukup kesulitan memilah milih tayangan baik buat anak (emak lain juga sama kayanya). Itu buat anak lain lagi buat ABG hedeeeh klo dulu zaman 90an masih ada tayangan FTV dongeng kaya cinderella dan beberapa donge