Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

PELEPAS MUMET (THE POWER OF EMAK-EMAK MENULIS)

Kabut embun pagi masih nampak enggan pergi dari hamparan ilalang di belakang pekarangan rumahku. Sementara isi rumah sudah penuh kebisingan. Mulai dari suara teko pertanda air mendidih, kerusuhan pak suami yang kesulitan mencari pasangan kaos kaki atau tangisan balita yang baru beranjak bangun dari tidur mencari inangnya. Kokok ayam bagaikan nyanyian merdu, menemani aku yang sibuk dengan wajan penggorengan menyiapkan nasi goreng kesukaan untuk pengganjal perut pagi ini. Ini ceritaku hampir di setiap pagi. Menyenangkan untuk wanita yang sedari dini bercita menjadi ibu rumah tangga dengan predikat bintang lima paripurna. Namun, bisa jadi kegiatan ini berubah jadi kerusuhan, ini kalau emak-emak berdaster cantik begadang nonton drama negeri gingseng dan bangun kesiangan. Mengapa tidak ingin jadi ibu pekerja? Nanti kita cerita dilain waktu (modus biar banyak visitor blog😅). Hanya saja, jika boleh sebut salah satu alasannya adalah, aku ingin melihat anak-anakku tumbuh tanpa terlewat satu

Daster Lusuh

#ceritahariandesy Aku ibu rumah tangga. Kerjaannya nyap-nyap. Kalau tidak ngobrol berarti makan. Begitu pikir sebagian orang. Atau sekedar pikirku dalam berasumsi untuk pendapat orang lain yang hanya saya terka? *** "Akutuh kadang mider mak, biasa ngemong anak di rumah, masak ama nyuci. Tetiba dapat undangan suruh ngisi acara  gini. Haduuuh buat apa???" Tetanggaku Nia berujar demikian saat di ajak untuk menjadi salah satu pengisi acara seminar tentang kewanitaan di daerahku. Latar belakang pendidikannya yang seorang sarjana dengan nilai memuaskan dan sekarang mengikuti suami merantau jauh dari kampung halaman. Mengurus anak di rumah dan menjadi ibu rumah tangga full time. Memiliki ilmu yang begitu luas karena hobinya melahap segala jenis genre buku. Karena inilah saat acara itu diadakan aku sebagai salah satu anggota panitia berniat menjadikannya sebagai narasumber untuk berbagi kisah, hanya sharing bagaimana dia beradaptasi di perantauan. Namun dari sini aku tau, ilm

Cemburu Bikin Senang Hati

#ceritahariandesy "Okehhh bayi-bayi, mari kita bobok siang!!!!" Emak berseru mengumpulkan anak-anak yang asik nonton tv. "Siiiaaaappp!!" Diding dan abang lari masuk kamar dengan sukarela dan senang hati. Sebab tau betul jika tak diindahkan setelah panggilan kedua aura emak bisa berubah jadi abu-abu kelam, jadilah momen bobok siang berubah horor, sebelum itu terjadi mereka memilih cari aman. Siap rebahan pada posisi masing-masing. Diding di kiri, emak di tengah, abang di kanan. Siap dengan bantal guling masing-masing dan mepet ketek emak sebagai aroma terapi pengantar bobok. "Huuuuaaaaaaaaaaahhh!!!!" Diding nangis kejer. Emak kira kejepit atau ketindih, secara emak lagi agak bengkakkan badannya. "Kenapa ding?" Emak abang serempak nanya. "Abaaaang tuuuh, Icuuuu bundakuuuuuuuuu!!!!" Diding bangkit dari kasur sambil nunjuk tangan abang yang melingkar manja di badan emak. "Aiiishhh, diding. Ini tuh bundanya samaan!!!" Abang

BICARA DAN MENDENGARKAN

#ceritahariandesy " Iiih jangan dipotong dulu, dengar dulu sampai selesai!!" Gerutu suami setiap saya memotong pembicaraan. Entah kenapa saya sangat hobi memotong pembicaraan, entah merespon langsung tema perbincangan atau sekedar menyambung kata yang mendadak terhenti dari lawan bicara. " Sebenarnya bukan ga suka dengan sesuatu hanya saja ..." Salah seorang teman berbincang dan berhenti. " Hanya kurang sepaham? Sama aku juga." Gatal nyeletuk, main sambung kata. Saat seperti ini suami akan mulai komentar, " Jangan suka potong, orang bicara itu artinya memberi informasi, kalau kita yang lanjutkan artinya sama dengan asumsi pribadi, walau akhirnya sependapat." Apa karena saya wanita yang kebetulan lebih suka bicara atau malah banyak bicara (kalau orang Banjar bilang "lantih"). Apa memang sekedar suka menebak kata yang selanjutnya akan keluar dan seolah paham dengan yang disampaikan walau baru setengah jalan. Ada yang begini ga?? A

Uang Bulanan

Temen saya emak-emak kece pernah bilang gini, " Uang bulanan nyantol di rekening paling lama cuma sampai tanggal sepuluh doang, sisa tanggal berikutnya udah bye ajah." Saat itu saya masih beranak satu dan usia pernikahan baru empat tahun, dengan pengalaman cetek tentang bagi membagi uang bulanan, ada yang kayak saya? Saya itu sejak masih gadis atau bisa jadi dari orok udah boros, kebawa sampai udah nikah dan beranak pinak. Bukan boros beli perkakas dapur ala-ala kolektor tuppy masa kini dengan dapur minimalis atau belanja gamis mandjah, tas branded, sepatu cantik dan perintilan fashion lain saban bulan bahkan minggu macam sosialita nyata dan sosialita versi BPJS (Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita). Saya itu boros makan, apa saja yang saya lagi pengen makan ya saya beli, entah masak sendiri atau sudah siap santap, nggak peduli mau murah atau harga selangit. Mungkin nafsu perut saya lebih tinggi ketimbang nafsu mata 😅😂🤣 Ya tetap saja intinya boros juga😂🤣 (mungkin isi pe

Guru ngaji anakku

#ceritahariandesy " Yah cariin guru ngaji untuk Khalid ya, kalau bisa cewek yang mau datang kerumah biar bunda juga sekalian memperbaiki bacaan." Pintaku pada pak suami. Kami baru pindah sebulan lalu karena suamiku mendapatkan SK mutasi kerja ke sebuah kabupaten kecil. Daerah baru, suasana baru dan akan dapat teman baru pastinya. Setiap berpindah kota yang paling penting selain tempat tinggal adalah pendidikan anak-anak, terutama mengaji. Memang masih tingkat iqro, sebenarnya masih bisa aku sebagai ibu mengajari, hanya kalau ada guru yang lebih baik kenapa tidak? Ternyata begitu susahnya mencari. Memang ada sejenis sekolah mengaji dengan jam belajar sore hari. Namun saat melihat-lihat agak kurang nyentil di hati emak. Anak-anak bermain lari-larian sembari menunggu giliran membaca ada pula emak-emak ngerumpi di pojokan luar kelas, jadi ya gimana? Maunya seperti di tempat dulu Khalid sekolah ngaji, masuk sebelum ashar, nanti sholat asharnya jamaah, trus belajar ngaji usai

Dear Cantikku (Untuk Wanita)

#ceritahariandesy PERINGATAN !!!! YANG BAPER SILAHKAN BACA, KARENA TULISAN INI MEMANG DIBUAT UNTUK MENYINGGUNG BEBERAPA PIHAK. (nyinggung doang akutuh gak ngajakin perang) Saya ibu rumah tangga yang ingin menyapa kalian hari ini, apa kabar kalian? Seperti biasa mungkin  yang IRT sedang bingung memikirkan menu makan besok hari, bisa pula sedang memandang segunung anak cucian yang harus selesai di kejar deadline, ada pula yang baru selesai nonton drama korea dan enggan bangkit dari posisi PW. Ibu rumah tangga yang terlihat cuma makan tidur dan terima nafkah bulanan dari beberapa mata sinis yang memandang. Beberapa beranggapan hanya berpangku tangan dan pandai mengurus rumah, lalu giliran rumah berantakan akan di anggap istri-istri pemalas. Ada yang di rumah saja nyambi jualan online atau kreditan toples bermerk di rumah plus ngurus anak yang lagi doyan sekali bermain dengan serakan mainan disetiap sudut rumah. Eh iya kalian yang juga bekerja kantoran menanti akhir pekan  sambil m

TERIMAKASIH CINTA PERTAMA

#cerita_harian_desy Cerita fiksi oleh Desy Faurina Dania sedang asik menatap layar HP dan menggulirkan jemarinya sambil membaca tulisan yang diketiknya. Ini tahun ajaran baru, Dania sibuk mencatat persyaratan OSPEK, takut terlewat dia mengulang - ulang setiap persyaratan yg sudah tersimpan di catatan HP. " Ribet amat sih, tinggal di foto aja apa susahnya?" Suara dari belakang membuat Dania tersentak refleks memalingkan wajah. " Damar, wah masuk kampus ini juga. Beneran Damar kan?" Mencoba memastikan yang dilihatnya, tak percaya. Damar menganggukkan kepala sambil melempar senyum manisnya. Sosok pemuda  dengan perawakan tinggi, tegap, berkulit hitam manis plus senyum teramah dengan dukungan paras gantengnya. Gadis manapun akan meleleh. Dania gadis yang memiliki paras cantik dengan kulit kuning langsat ini pun membalas dengan senyum yang tak kalah manis. Damar dan Dania adalah teman SMP dan pernah 2 tahun di kelas yang sama. Mereka cukup dekat karena selalu dala

MAMAHKU ANAK SOSMED (Fiksi)

"Kanaya, belikan Mamah paket data dong!!" Terdengar teriakan mamah dari luar kamar dengan suara agak mono, yg kalau dari dekat bisa memekikan tekinga. "Iya mah,bentar!!!" Aku menyahut tidak kalah cempreng dengan tingkat mono sumbang. Mamah baru kenal sosial media beberapa tahun terakhir dan lagi gila-gilanya. Selalu pajang kegiatan terkininya dengan gaya super eksis. Mamah berusia 43 tahun namun dengan perawakan mungil dan masih awet muda, banyak teman-temannya bilang kalau mamah seperti 10 atau 15 tahun terlihat lebih muda. Sosok ibu tunggal pekerja keras, beliau cukup ulet setelah Papah meninggal karena serangan jantung. Beliau pegawai salah satu perusahaan swasta. Kehidupan kami cukup sederhana namun kebutuhan tidak kekurangan, ya cukuplah. Namun semenjak kecanduan Mamah dengan sosmed membuat hidup sepertinya lebih irit. Uang jajanku berkurang, makan di rumah dengan lauk alakadar, keperluan sekolah tidak lagi utama. Mungkin dananya pindah untuk baju gamis yan